Pengganti Batu Bara, EBT Punya Potensi Besar di Kalimantan Selatan

Rena Laila Wuri
24 April 2024, 12:03
Pengunjung menikmati suasana menjelang matahari terbenam di wisata tepi Sungai Barito dengan latar Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Jumat (16/6/2023). Jembatan layang dengan panjang 1.082 meter yang membentang di atas Sungai
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.
Pengunjung menikmati suasana menjelang matahari terbenam di wisata tepi Sungai Barito dengan latar Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Jumat (16/6/2023). Jembatan layang dengan panjang 1.082 meter yang membentang di atas Sungai Barito tersebut menjadi satu-satunya penghubung Jalan Trans Kalimantan antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sejak tahun 1997 serta menjadi ikon Kalimantan Selatan yang menjadi daya tarik wisata.
Button AI Summarize

Penelitian Delft University of Technology (TU Delft) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang besar, yaitu tenaga surya sebesar 53.170 Megawatt peak (MWp) dan tenaga angin sebesar 8.455 Megawatt (MW.) Dengan potensi tersebut, Kalsel tidak bergantung lagi dengan sumber batu bara yang besar.

Berdasarkan penelitian, sebanyak total 18% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel berasal dari batubara. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara memiliki kapasitas 515 MW atau sekitar kurang lebih 77% dari total pembangkit listrik di provinsi ini.

“Dan kami mengetahui bahwa potensi EBT (di Kalsel) cukup besar,” kata Jaco yang merupakan Dosen di Fakultas Teknologi, Kebijakan, dan Manajemen TU Delft, dikutip Rabu (24/4). Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Lecture Series bertema “Energy Transition Towards Zero Emissions”, Selasa (23/04), di Gedung B.J Habibie, Jakarta.

Melalui pendekatan participatory backcasting, Jaco dan tim menilai transisi energi menuju net zero emission di wilayah tersebut memungkinkan untuk dilakukan. 

Backcasting partisipatif adalah praktik yang berkembang dalam transisi energi dan NZE. Pendekatan ini dilakukan dengan menetapkan target masa depan berkelanjutan yang diinginkan terlebih dahulu sebelum melihat ke belakang bagaimana hal tersebut dapat dicapai.

Meskipun demikian, dia mengakui proses transisi energi tersebut cukup kompleks dan sulit. Akan ada sejumlah kendala transisi energi yang ditemui, di antaranya perubahan yang besar mencakup semua sub sektor energi, dan juga multi aktor.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...